Langsung ke konten utama

MINAT GENERASI MILENIAL UNTUK MENJADI ANGGOTA KOPERASI DI ERA 4.0

 Artikel dari Sabrina Salsyabila Putri, Anggota Kokesma 2022

Koperasi di Indonesia yang digadang-gadang sebagai soko guru perekonomian Indonesia, namun dalam kenyataannya mendapati kesulitan untuk bertahan dan berkembang. Berdasrakan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 menunjukkan jumlah koperasi di Indonesia mengalami fluktuatif dalam 3 tahun terakhir. Pada tahun 2018 jumlah total koperasi di Indonesia    sebanyak 126.343 unit, namun berkurang sebanyak 3.295 – unit pada tahun 2019 hingga total menjadi sebesar 123 048 unit. Pada tahun 2020 jumlah koperasi kembali naik cukup  pesat,  yaitu sebesar 4.076 – unit sehingga total koperasi terakhir sejumlah 127.124 unit. Jumlah koperasi  ini tergolong tinggi, namun sangat disayangkan bahwa banyak diantaranya pasif atau tidak berjalan dengan baik.

Hal senada diungkap dalam penelitian Putra yang mengutip perkataan menteri koperasi mengenai jumlah koperasi Indonesia. Jumlah koperasi Indonesia disebut terbesar di dunia, yaitu sebanyak 209.000 unit, akan tetapi sumbangan PDB-nya kecil sekali hanya 1,7% (Putra, 2018b). Dalam perjalanan koperasi di Indonesia, pemerintah telah cukup banyak berperan bagi kebangkitan  koperasi. Berikut antara lain pemerintah melalui dinas koperasi telah memberi bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan dan juga bantuan konsultasi terhadap permasalahan koperasi. Selain itu pemerintah juga telah banyak memberikan fasilitas melalui beberapa program yaitu berupa kemudahan permodalan, pengembangan. jaringan usaha dan kerja sama. Seiring dengan itu, usaha pemerintah telah cukup membawa beberapa koperasi menjadi berdaya, namun jumlah koperasi yang sukses tersebut masih sangat kecil jumlahnya dibanding dengan koperasi yang sulit berkembang dan kemudian tidak aktif lagi. Hasil penelitian mengungkap bahwa generasi muda (gen Z) berpandangan koperasi sebagai organisasi yang ketinggalan zaman, sudah kuno dan usang (Panjaitan et al., 2020). Survey mengenai pandangan terhadap koperasi pada tahun 2015 di 12 kota besar di Indonesia mengungkap, bahwa terdapat lebih dari 70% responden meyakini bahwa koperasi memberikan manfaat dan membawa harapan positif bagi kesejahteraan anggota mereka. Sayangnya hal tersebut hanyalah sebuah perkataan, tidak ditujukan dengan tindakan untuk terlibat dan bergabung menjadi anggota koperasi (Putra, 2018a).

Gambar 08 - 10 - 2022. 
 Kegiatan Diksar, sebagai prasyarat menjadi Anggota Kokesma 2022

Generasi Milenial

Menurut Saadah, generasi milenial  ialah  generasi  yang  lahir  antara  tahun 1980  hingga 2000 (Saadah, 2020). Pemuda Indonesia saat Ini didominasi oleh generasi milenial yang memiliki kelekatan dengan media dan teknologi digital lebih daripada generasi-generasi sebelumnya. Generasi ini memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih kreatif, lebih informatif dan lebih produktif. Generasi ini akan menjadi penggerak perekonomian Indonesia pada tahun 2020 – 2030. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia berusia produktif diperkirakan sebanyak 83 juta jiwa atau 34% dari total penduduk Indonesia (Saadah, 2020). Generasi ini menduduki jumlah yang besar dan memegang kendali ekonomi pada era saat ini. Maka dari itu persepsi koperasi di mata milenial sangat penting dan menentukan perkembangan koperasi di masa depan. oleh karenanya perlu penelitian terhadap hal ini, guna meninjau kondisi koperasi saat ini yang masih minim mendapat apresiasi dari milenial. Apreasiasi yang minim tersebut akan mengancam keberlangsung hidup koperasi di masa yang akan datang. Milenial seharusnya bisa lebih memandang koperasi sebagai sebuah sistem yang menjadi solusi masalah perekonomian.

Penelitian mengenai persepsi tentang koperasi pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Manurut Suarman & Syakdanur mengungkap bahwa persepsi mahasiswa pendidikan  ekonomi terhadap Kopma kurang baik, dengan persentase rata-rata 20,9%. Sehingga berujung pada rendahnya partisipasi mahasiswa di Kopmas Armala yang merupakan koperasi mahasiswa dari universitas tempat mereka belajar (Suarman & Syakdanur, 2014). Hal lain meneliti kaitan mengenai hubungan pengetahuan koperasi terhadap minat untuk bergabung di dalamnya. Pengetahuan perkoperasian tidak  berpengaruh langsung terhadap motivasi berkoperasi, namun memiliki pengaruh tidak langsung (Sugiharsono, Lestari & Wahyuni, 2014).  Pengaruh tidak langsung dalam hal ini ialah adanya pengaruh melalui persepsi terhadap koperasi. Hasil wawancara  dalam penelitian Panjaitan, tahun 2020 mengungkap bahwa Sebagian besar responden mempersepsikan koperasi sebagai organisasi yang ketinggalan zaman, oleh karenanya minat untuk bergabung di dalamnya sangat rendah.

Hasil Temuan Penelitian tentang Minat Generasi Milenial terhadap Koperasi

Poin-poin pertanyaan yang dirumuskan mengindikasikan tentang pengetahuan, persepsi, dan minat milenial mengenai koperasi Indonesia. Pengetahuan tentang koperasi terwakili melalui poin pertanyaan 1-6 dari kuesioner. “Lebih dari setengah” total responden mengaku pernah meluangkan waktu untuk belajar koperasi. Responden pernah khusus mempelajari koperasi pada lembaga formal yaitu universitas tempat mereka belajar. Hal ini dilakukan pada saat mereka menempuh mata kuliah manajemen koperasi dalam perkuliahan. Pengetahuan mengenai konsep dasar koperasi yang tertuang dalam poin nomor 3 dan 4 menunjukkan pengetahuan responden yang sangat baik. Hal ini terlihat dari angka 100% atau seluruhnya menjawab tahu dan mampu menjelaskan tentang definisi koperasi. Sayangnya pemahaman responden mengenai koperasi belum diiringi dengan wawasan yang lebih luas tentangnya. Hal ini terlihat dari poin pertanyaan ke-lima yang mengungkap bahwa baru “sebagian kecil” dari responden yang mengetahui tentang koperasi yang digerakkan oleh anak muda dan juga koperasi yang  hadir dengan citra berbeda. Begitupun pada poin  pertanyaan ke-enam, “sebagian  kecil” dari responden, yaitu sebanyak 2 orang dari total responden, belum mengetahui mengenai program Digitalisasi Koperasi yang telah dilakukan oleh pemerintah. Artinya, pemerintah  perlu melakukan pengkajian ulang, kemudian merumuskan program  promosi yang lebih berdampak dalam pelaksanaan Digitalisasi Koperasi tersebut. Selanjutnya, pertanyaan 7, 8 dan 9 mengindikasikan Persepsi responden terhadap Koperasi. Pertanyaan ke-7 mengenai benefit yang dapat diperoleh ketika bergabung  menjadi anggota koperasi mendapat respon yang kurang dari responden. Hanya sebagian kecil responden yang meyakini bahwa  menjadi anggota koperasi akan memberi keuntungan yang cukup bagi  mereka. Hal ini bertolak belakang dengan keyakinan mereka terhadap kemampuan koperasi untuk bertahan di masa depan. Sebagian besar yaitu sebanyak 97% responden meyakini hal tersebut. Diikuti dengan keyakinan responden bahwa koperasi dapat berkembang dengan lebih baik diyakini dengan penuh oleh seluruh responden. Artinya ada kecenderungan jika persepsi mereka  mengenai rendahnya benefit yang diperoleh saat menjadi anggota koperasi dapat  diubah, responden dapat memandang koperasi sebagai organisasi yang lebih baik. Demikian mungkin pula meningkatkan minat mereka untuk bergabung dalam koperasi. Pertanyaan ke-10 mengungkap bahwa model bisnis koperasi saat ini tidak sesuai dengan diri responden. Sebagian besar yaitu sebanyak 96% dari total responden menyatakan  demikian. Dua pertanyaan penutup mengenai minat responden terhadap model bisnis koperasi dan untuk bergabung  dalam keanggotaan koperasi, juga mengungkap hasil yang sangat rendah. Hanya sebagian kecil yang tertarik dengan model bisnis koperasi dan ingin bergabung menjadi anggota koperasi.

 

Referensi :

Sholihah, DR. 2021. Persepsi dan Minat Generasi Milenial untuk Menjadi Anggota. Upajiwa Dewantara Vol. 5 No. 2 : Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. https://jurnal.ustjogja.ac.id

 

 

editor : Deandra Khoiro Madini

deandramadini@gmail.com

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Semangat Baru Berorganisasi: Kokesma Untirta Sukses Gelar Upgrading & Caturwulan 2023

Tanggal 29 - 30 Juli 2023, Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sukses melaksanakan Upgrading & Caturwulan 2023 dengan tema "Meningkatkan Semangat Baru Berorganisasi Guna Membangun Pengurus Kokesma yang Harmonis, Responsif, dan Progresif." Upgrading merupakan salah satu program kerja dari Departemen Pengembangan Sumber Daya Anggota yang bertujuan untuk meningkatkan kembali kinerja dan tingkat profesionalisme para pengurus serta membuat atmosfer organisasi terasa lebih nyaman kembali bagi seluruh pengurus. Kegiatan Upgrading pada tahun ini digabung dengan kegiatan Caturwulan yang diadakan oleh Pengawas yang bertujuan untuk mengetahui program kerja yang telah terlaksana dan mengetahui kendalanya, serta sebagai evaluasi untuk program kerja selanjutnya. Upgrading dan Caturwulan dilaksanakan 2 hari 1 malam yang bertempat di Villa Bafa Pandeglang. Acara Upgrading ini terdiri dari Siklus Keselurusan, Siklus Departemen dan KOK yang dipandu

KOKESMA FEST 2023

Kokesma Untirta telah mengadakan acara perlombaan tingkat nasional Kokesma Fest 2023 dengan tema "Inovation and Creativity Generation Z for Optimizing Entrepreneurship in The Society 5.0 Era". Acara ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 18-19 November 2023 pukul 09.00 sd selesai, bertempat di Auditorium gedung B Untirta Pakupatan untuk hari pertama dan di Taman Kopi, Serang untuk hari kedua. Kokesma Fest adalah kegiatan perlombaan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kokesma Untirta, dimana acara ini pertama kalinya diadakan kembali setelah 3 tahun Kokesma tidak mengadakan lomba tingkat nasional. Kokesma Fest ini terdiri dari 3 cabang mata lomba yaitu Bussines Plan Competition, Essay Competition dan Tiktok Challenge, dimana pada hari pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh peserta finalis BPC, dewan juri, tamu undangan Dinas Koperasi Bapak Wakil Rektor III, panitia, pengurus dan demisioner Kokesma Untirta. Pemenang Lomba BPC Kokesma Fest Pada hari pertama, acara

Pendidikan Dasar Kokesma Untirta 2023

Pendidikan Dasar Koperasi pada tahun 2023. Acara ini dimulai dengan sukses melalui Temu Perdana pada tanggal 30 September 2023, di mana para pengurus dan Hatta Muda saling berkenalan dan membangun sinergi. Puncak acara terjadi pada Hari H Pendidikan Dasar Koperasi pada tanggal 14 Oktober 2023. Seluruh peserta aktif hadir, diiringi dengan kehadiran pemateri pertama yaitu Bapak M. Taufik Rohman, S.E selaku Kepala Lapenkop Banten dan Bapak Hikmat Kurnia selaku CEO Agromedia Group yang membawakan dua materi penting. Materi pertama membahas tentang dasar-dasar koperasi, menyajikan landasan kuat bagi mahasiswa untuk memahami esensi dari sebuah koperasi. Diksar Kokesma Untirta 2023 Tak kalah penting, materi kedua membahas "Kiat-Kiat Sukses Membangun Bisnis" sebuah topik yang mendalam mengenai perjalanan sebuah bisnis. Dalam membangun sebuah bisnis, mindset adalah kunci. “Sebenarnya tidak ada yang namanya kiat-kiat sukses membangun bisnis karena jika ada maka semua yang berbisnis pas