Artikel dari Siska, Anggota Kokesma Untirta 2021.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan Sustainable Development Goals ( SDGs) sebagai agenda global kelanjutan Millennium Development Goals (MDGs). SDGs bertumpu pada tiga pilar: (1) pilar Sosial, pembangunan manusia dalam ruang lingkup sosial; (2) pilar Ekonomi, pembangunan ekonomi; (3) pilar Lingkungan, termasuk Keanekaragaman hayati. SDGs memiliki 18 pencapaian tujuan, salah satunya ialah hidup tanpa kemiskinan.
Strategi pemerintah Indonesia untuk mendukung SDGs di bidang Sumber Daya Manusia adalah dengan memberdayakan koperasi. contoh nya yaitu bentuk dukungan Pemerinah Provinsi Jawa Timur terhadap pengembangan usaha mikro dan koperasi adalah dengan memberikan hibah kepada koperasi perempuan. Koperasi perempuan adalah koperasi yang anggotanya dan pengurusnya adalah perempuan. Perempuan diharapkan berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan mengatasi masalah ekonomi dengan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Hal itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. kegiatan koperasi perempuan di pedesaan adalah usaha simpan pinjam, terutama bagi wanita dari keluarga berpenghasilan rendah yang dikelola bersama dan dapat saling menguntungkan. Salah satu koperasi wanita yang ada di Jawa Timur yaitu Kopwan Setia Bhakti Wanita telah mampu meningkatkan omset, asset dan jumlah anggotanya. Koperasi Setia Bhakti Wanita ini juga tidak hanya memberikan pinjaman saja tetapi juga turut memberikan pelatihan bagaimana cara menggunakan uang tersebut untuk usaha. Seperti dengan membuat kue untuk lebaran contohnya. Sehingga ini membuat skill wanita di pedesaan dapat meningkat dan bisa menghidupi kebutuhannya.
Awal mula berdinya koperasi Setia Bhakti Wanita ini bermula dari kumpulan ibu-ibu arisan yang terdiri dari 35 orang. Mereka adalah orang-orang yang punya komitmen dan idialisme. Setiap bulan mereka berkumpul dari rumah anggota satu ke yang lain secara bergiliran. Dan nilai arisannya sebesar Rp 2.000 per orang. Sekitar 1975 kelompok ini telah mempunyai usaha simpan pinjam walau kecil-kecilan. Waktu itu anggota bisa pinjam Rp 5 ribu yang dicicil 5 kali, kemudian terus berkembang dan pinjaman bisa meningkat hingga Rp 10 ribu. Seiring waktu, modalpun bertambah, pinjaman bisa semakin ditingkatkan menjadi Rp 50 ribu. Dan biasanya pinjaman tersebut digunakan untuk membuka usaha walaupun sifatnya temporer. Seperti misalnya membuat kue yang dijual tatkala lebaran. Pinjaman tidak hanya diberikan pada anggota arisan tapi juga masyarakat sekitar. Hal tersebut dilakukan sebagai gerakan untuk melawan rentenir yang semakin merajalela waktu itu.
Logo koperasi “Setia Bhakti Wanita”
Anggota Koperasi “Setia Bhakti Wanita”
Keberadaan koperasi memberikan manfaat bagi perempuan guna memberikan kontribusi pada peningkatan keluarganya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa koperasi wanita membantu anggotanya memenuhi kebutuhan sosial, meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatkan bisnis wanita.
Komentar
Posting Komentar